Lifestyle alias gaya hidup merupakan suatu term atau kondisi yang dipilih seseorang, untuk dilakukan secara terus menerus dan dalam keadaan sadar. Gaya hidup sendiri tidak begitu saja terbentuk. Ada beberapa tahapan kata masjuanda.com hingga akhirnya dia menjadi kebiasaan dan dilakukan berulang oleh suatu individu.
Gaya hidup juga beragam jenisnya. Semua tindakan yang dilakukan manusia dalam hidup mereka dan diulang terus menerus maka disebut gaya hidup. Tidak selalu positif seperti gaya hidup hemat, gaya hidup sehat, dan sebagainya. Melainkan juga beberapa lifestyle yang cukup buruk seperti gaya hidup boros, konsumtif, tidak sehat, dan masih banyak lagi.
Bagaimana Gaya Hidup Bisa Terbentuk?
Ada beberapa faktor yang membuat seseorang akhirnya menemukan pola lifestyle mereka, diantaranya adalah:
1. Terpaksa
Terpaksa. Seseorang cenderung butuh untuk dipaksa terlebih dahulu sebelum mereka bisa melakukan sesuatu secara sadar. Paksaan disini sekali lagi, tidak serta-merta berupa paksaan verbal maupun fisik dari pihak lain, namun bisa juga keadaan, mindset, dan masih banyak lagi.
Kita ambil beberapa contoh terdekat. Seseorang dengan kondisi jantung bawaan lahir yang bermasalah, akan terpaksa untuk berolahraga ringan sepanjang hidupnya. Memperhatikan asupan makanan agar pacu jantung tidak berlebihan. Mengurangi intensitas kegiatan ekstrim, dan masih banyak lagi.
Kemudian bagi orang dengan masalah gula bawaan atau diabet. Sejak bayi dia harus menjalani lifestyle dengan berbagai alat insulin menempel pada tubuh, hingga ketika dewasa dia terbiasa dengan gaya hidup tidak makan manis kecuali diganti sweetener, pemakaian insulin, memperhatikan jam makan, dan masih banyak lagi.
Paksaan ini juga bisa terjadi, mungkin karena dari kecil terbiasa makan makanan instan, kemudian merasa kurang puas jika tidak makan makanan instan, hingga akhirnya mempunyai masalah kesehatan saat dewasa sehingga mau tidak mau dia harus mengurangi atau bahkan tidak sama sekali mengkonsumsi makanan instan.
Paksaan disini ada banyak bentuknya. Pada intinya, suatu kondisi yang memaksa kita untuk mengubah kebiasaan, itulah paksaan yang sebenarnya. Apakah proses pertama pada pembentukan lifestyle ini buruk? Belum tentu.
2. Terbiasa
Ketika menerima paksaan, apalagi paksaan yang didasari alasan masuk akal, orang akan cenderung melakukan hal tersebut, sehingga muncul kebiasaan baru. Hanya saja, pada tahap ini, kebiasaan yang terbentuk masih pada tahap “jika tidak melakukan, maka akan terjadi ini”, alias kegiatan yang dilakukan bersyarat. Belum tumbuh dari kesadaran diri sendiri.
Durasi pada fase kedua dari pembentukan lifestyle ini tentu saja terbilang lama. Bahkan, masing-masing orang mempunyai fase yang berbeda-beda. Apakah hal ini buruk? Tentu tidak.
3. Habit
Setelah individu melakukan sesuatu secara bersyarat, alias “jika tidak melakukan, maka akan terjadi ini”, secara terus menerus, maka dia akan sampai pada tahap habit. Secara bahasa mungkin sama antara habit dan kebiasaan. Namun, habit lebih kepada gaya hidup yang telah terbentuk, dilakukan secara sadar, dan tanpa paksaan siapapun.
Kembali pada contoh awal. Mungkin pada mulanya penderita diabetes merasa risih dengan insulin yang terpasang di tubuh. Rasa makanan yang cenderung hambar, serta waktu makan yang terbatas. Namun, ketika mereka menemukan alasan dibalik itu semua, kemudian mengamini hal tersebut, maka mereka akan melakukan itu dengan sendirinya, karena merasa butuh, bukan lagi terpaksa.
Nah, jadi begitulah beberapa proses pembentukan lifestyle. Dengan begitu, kini kalian sudah bisa menentukan sendiri gaya hidup mana yang ingin kalian lakukan. Pada ketiga fase tersebut, hal paling susah adalah menjaga konsistensi. So, semoga berhasil!